Nilai-nilai Yang Terkandung Di Dalam Surah Al Muthaffifin

Surah Al Muthaffifin merupakan surah ke-83 di dalam Al Qur’an dan tergolong dalam surah Makkiyah. Surah ini tergolong dalam surah Makkiyah karena memiliki 36 ayat dan merupakan surah terakhir yang diturunkan di Makkah. Surah ini memiliki arti “orang-orang yang curang”, kata ini diambil dari ayat pertama yang ada yaitu Al Muthaffifin. Sebenarnya di dalam Al Qur’an surah ini dinamakan dengan Surah Al Taftif. Kamu bisa menemukan surah ini di juz ke-30 dalam Al Qur’an.

Kata Al Muthaffifin yang ada pada ayat pertama surah ini berasal dari kata thaffafa yang artinya mengurangi atau menambah sedikit. Oleh karena itu maka surah ini diartikan sebagai orang-orang yang curang karena perbuatan mengurangi atau menambah merupakan perbuatan yang termasuk dalam kategori curang. Surah ini menceritakan tentang ancaman yang akan didapatkan bagi mereka yang suka menipu, mengambil hak orang lain, melakukan kecurangan, dan bagi orang kafir yang selalu mengejek atau menghina orang-orang yang beriman.

Surah Taftif ini memiliki hubungan dengan surah sebelumnya, surah sebelumnya merupakan surah Al Infithar. Kedua surah ini jika diamati dan dipahami ternyata memiliki keterkaitan antar satu dengan yang lainnya. Dalam surah sebelumnya atau Surah Al Infithar, dijelaskan bahwa setiap perbuatan manusia selalu diawasi oleh malaikat. Malaikat itu bertugas mencatat setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia dan menggolongkan perbuatan tersebut dalam jenis amal atau dosa. Dalam Surat Infithar mengandung penjelasan mengenai dua jenis golongan manusia yang ada pada hari kiamat,  dan pada Surah Taftif atau Al Muthaffifin lebih dijelaskan lagi mengenai golongan manusia seperti apa yang dimaksud dalam Surah Infithar. Semua yang ada di surah sebelumnya seperti diuraikan lebih jelas disini berdasar kutipan dari Fataya.

Kandungan Surah Al Muthaffifin

  1. Ancaman Bagi Orang-orang Yang Curang

Dalam surah ini, Allah SWT telah memulai atau membuka surah ini dengan bentuk ancaman bagi para Al Muthaffifin dengan kalimat “Wail” yang berarti celakalah. Dengan ini sudah jelas balasan apa yang akan diterima bagi orang-orang yang curang, mereka akan mendapatkan balasan azab yang pedih. Dalam surah ini, Al Muthaffifin atau orang-orang yang curang merupakan orang yang selalu meminta tambahan saat menerima sesuatu, atau mereka yang pada saat memberi selalu mengurangi. Dalam surah ini perbuatan digolongkan pada jenis perbuatan dalam kegiatan jual beli, namun kandungan atau isi dan makna dari surah ini tidak hanya berpatokan pada perbuatan curang yang ada di dalam kegiatan jual beli saja, melainkan meluas dalam berbagai jenis kegiatan. Ancaman bagi orang yang tergolong dalam golongan Al Muthaffifin ini terdapat di dalam ayat 1 sampai dengan ayat 6.

  1. Tampat Catatan Bagi Orang-orang Kafir

Kandungan kedua bisa ditemukan di dalam ayat 7 sampai dengan 17, di dalam ayat ini akan dijelaskan bahwa setiap perbuatan buruk dari orang-orang kafir akan dicatat dalam sebuah buku yang bernama “sijjin”. Orang-orang kafir disini merupakan orang-orang yang sering mendustakan para Rasul dan risalahnya. Disini terdapat tiga sifat yang dimiliki oleh kafir, pertama adalah melampaui batas dan suka melanggar, kedua adalah bergelimang dosa dengan sering mengonsumsi barang haram atau berbohong dan berkhianat, dan yang ketiga adalah tidak mempercayai Al Qur’an dan mengatakan Al Qur’an adalah dongeng semata.

  1. Tempat Catatan Bagi Orang-orang Beriman

Seperti halnya orang-orang kafir, orang-orang yang beriman juga dicatat perbuatan baiknya dalam sebuah buku. Jika bagi orang kafir buku catatan perbuatan mereka disebut dengan “sijjin”, maka catatan bagi orang beriman disebut dengan “illiyyiin”. Orang-orang yang senantiasa beriman dan melakukan perbuatan baik akan diberikan kenikmatan oleh Allah SWT, adapun kenikmatan tersebut adalah mendapatkan kenikmatan ditempatkan di surga, wajah cerah dan berseri seperti sedang terkena cahaya, minuman khamar yang hanya dikhususkan bagi orang-orang beriman. Nikmat ini terdapat di dalam ayat 18 sampai dengan ayat 24.

  1. Ejekan Allah SWT Terhadap Orang-orang Kafir.

Allah SWT menceritakan ejekan orang-orang kafir kepada orang-orang beriman ketika berada di dunia. Perbuatan oran kafir yang suka menjelekkan orang beriman ini seperti seringkali menertawakan orang beriman, seringkali menggoda dan mengejek orang beriman dengan julukan orang yang sok suci karena memilih untuk meninggalkan kenikmatan duniawi, seringkali mengatakan jika orang-orang beriman adalah orang-orang yang sesat. Ejekan ini terdapat di dalam ayat 29 sampai dengan ayat 32

  1. Hiburan Allah SWT Bagi Orang-orang Yang Beriman

Dalam akhir surah ini, Allah SWT memberikan sebuah gambaran berupa hiburan yang merupakan bentuk hadiah bagi orang-orang yang beriman. Hiburan ini akan didapatkan ketika kelak mereka telah berada di surga. Gambaran tentang hiburan ini akan bisa dijumpai di ayat 33 sampai dengan 36. Disini akan diceritakan tentang gambaran bagaimana bentuk surga nantinya. Betapa indahnya dan menakjubkan semua yang ada di surga.

Dengan membaca dan memahami kandungan dari Surah Al Muthaffifin, kita seperti sedang dihadapkan dengan dua pilihan yaitu memilih untuk menjadi orang kafir atau memilih menjadi orang yang beriman. Keduanya diberikan gambaran tentang akibat yang akan diterimanya. Jika kita memilih menjadi orang kafir maka kita akan celakalah kita dan akhirnya neraka menjadi tempat terakhir. Namun ketika memilih menjadi orang beriman maka surga dan segala hadiah yang dijanjikan oleh Allah SWT akan menjadi milik kita.